Abstrak :
English
is a kind of difficult subject for some student. This condition was also found
out at seventh grade students’ of SMP N 2 Selogiri in the first semester. This
research is aimed to get 65 % of student will be able to get the score 65. Up in
the end of the second sycle.
The
students’ judge about the use of sosiodrama media of scoring that is done by
the students about that media in conversation, the scoring in the
first cycle and scond cycle have improvement, from 78,58 (1 st cycle) TO 82,82
in the second cycle. From the data above, It can be concluded the
students scoring about the use sosiodrama Media in the second cycle have
improvement about 4,24%. It in the good category because the mean score is up
to 80,20. The scoring by the collaboration teacher also get improvement that is
80 in yhe fo tirst cycle and go in the second cycle, so the mean score is 85 in
a percentage to improvement is about 10 %. Fron the explanation above, It can
be concluded that the use of sosiodrama method can improve students transaksional
and interpersonal conversation skill in the seventh grade students
of SMPN 2 Seklogiri.
Key note: improving
ability, conversation of transaksional, sosiodrama
PENDAHULUAN
Pelajaran
Bahasa Inggris bagi Siswa Kelas VII, merupakan suatu pelajaran yang baru,
karena ada sebagian besar siswa ketika di sekolah dasar belum mendapatkan mata
pelajaran Bahasa Inggris. Kondisi semacam ini dialami oleh siswa Kelas VII
SMP Negeri
II Selogiri semester 1 ( Gasal ), tahun ajaran
2012/2013, walaupun mereka sudah memauski bulan ke-7(tujuh), tetapi siswa sulit
rasanya untuk berbicara (mengucapkan) kalimat dalam bahasa Inggris walaupun
sekedar kalimat pendek, misalnya “Hello, my name is Budi. I am a student”.
Kondisi yang demikian mengakibatkan hasil belajar pada semester I jauh dari
harapan, lebih 70 % anak tidak mencapai ketuntasan belajar yaitu 65 ke atas.
1. Melalui
penelitian tindakan kelas ini akan memberi manfaat pada perbaikan kualitas
pembelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas VII, terutama kemampuan
percakapan Intraksional di SMP Negeri II Selogiri secara nyata.
Perumusan Masalah
Apakah melalui Metode Sosiodrama
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam percakapan/transaksional dan
interpersonal dalam pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VII Semester gasal SMPN
2 Selogiri tahun pelajaran 2012/2013 ?.
Tujuan
Penelitian
Pada akhir siklus II dari penelitian
tindakan kelas ini diharapkan 65 % siswa mendapatkan nilai 65 ke atas (batas
tuntas).
Manfaat Penelitia Bagi Siswa Pengajaran dengan metode sosiodrama dapat
menumbuhkan motivasi / minat belajar siswa untuk belajar bahasa Inggris.
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemampuan. Kemampuan adalah
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan.Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang.Kemampuan fisik adalah
kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa.Penelitian terhadap berbagai persyaratan
yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan
kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap
individu memiliki kemampuan dasar tersebut berbeda-beda.
2. Kemampuan
Percakapan (Berbicara) Transaksional dan Interpersonal
Percakapan merupakan ketrampilan
berbicara, merupakan kegiatan untuk saling memberikan suatu pesan dari
pembicara maupun pendengar. Ketrampilan berbahasa (language Skills) mencakup
empat segi yaitu ketrampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan berkomunikasi (Bahasa Lisan) dapat berlangsung secara efektif
dengan menggunakan bahasa. Hakekat bahasa adalah ucapan. Proses pengucapan
bunyi – bunyi bahasa itu tidak lain adalah berbicara.
Untuk dapat berbicara dengan baik
diperlukan ketrampilan berbicara. Kemampuan percakapan (berbicara)
transaksional dan interpersonal yang dimaksud adalah kemampuan untuk
menggunakan ragam bahasa lisan secara sederhana, untuk berinteraksi dengan
lingkungan terdekat dapat berupa ucapan meminta dan memberi informasi,
mengucapkan terima kasih meminta maaf dalam mengungkapkan kesatuan. Dengan
ketrampilan berbicara, orang dapat menyampaikan berbagai macam informasi, orang
dapat mengemukakan kemampuan dan keinginan, serta mengungkapkan berbagai macam
perasaan seperti heran, senang, takut, marah, tidak puas dan sebagainya yang
biasanya digunakan diantara manusia sosial yang bergaul dan berkominikasi.
Disamping itu unsur-unsur
paralinguistik juga perlu dikuasai siswa, seperti menggerakkan anggota badan,
khususnya tangan dan jari raut muka dan tatapan mata (Nababan, 1993 : 173).
Pembelajaran ketrampilan berbicara harus dilaksanakan dengan menciptakan
situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensi
ketrampilan berbicaranya semaksimal mungkin, ketrampilan berbicaranya hanya
dapat dikuasai dengan baik apabila siswa diberi
kesempatan berlatih sebanyak-banyaknya (Syafi’I, 1993 : 36).
3. Metode
Sosiodrama dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Metode adalah cara yang digunakan
untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal.
Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitann dengan fenomena sosial (Wina-Sanjaya, 2006 :
158). Menurut pendapat Syaiful Bahri, Djmarah, dkk (1995 : 88) Metode
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dan hubungannya dengan
masalah-masalah sosial.
Metode sosiodrama diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Inggris untuk melatih kemampuan percakapan (berbicara)
transaksional dan interpersonal pada dasarnya adalah mendramatisiasi suatu
interaksi sosial dalam situasi sederhana dengan tujuan menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan juga untuk melatih siswa berani berbicara. Siswa
dalam penerapan metode sosiodrama dimungkinkan semua siswa terlibat untuk
memainkan peran, sehingga diharapkan semua siswa aktif dalam masalah-masalah
sosial yang didramakan mempunyai tema yang berbeda-beda.
Sosiodrama adalah metode
pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia
seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan
lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa
untuk memecahkannya (Depdiknas: 23).
Sociodrama
is a learning method that creates deep understanding of the social systems that
shape us individually and collectively (Brown, 2005) artinya Sosiodrama adalah
metode belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial
yang membentuk kita secara individu dan kolektif. “sociodrama” is a dramatic
enactment of real life situations or conflicts that often go unresolved.
Sosiodrama adalah diberlakukannya dramatis situasi kehidupan nyata atau konflik
yang belum terselesaikan. Trefingger (dalam Waluyo: 2001) membatasi sosiodrama
a group problem solving enactment that focuses on a problems involving human
relation dalam sosiodrama ini masalah hubungan antar manusia merupakan yang
ditonjolkan. Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat ditarik benang merah
bahwa metode pembelajaran sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran
dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan dan
sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
Tujuan
Sosiodrama
Dapat
dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan
yang mengarah pada :
a)
Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan
kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan
melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus
dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga
konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
b)
Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu
situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat
seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki
sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siawa SMP Negeri II
pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan kemampuan dan
keberanian siswa untuk melakukan percakapan bahasa Inggris rendah, hal ini juga
mengakibatkan hasil belajar juga tidak memuaskan. Dengan rendahnya kemampuan
siswa tersebut, guru berupaya untuk mengoptiomalkan kemampuan dan keberanian
percakapan siswa dengan metode sosiodrama.
Hipotesis Tindakan
Proses
pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama diduga akan meningkatkan
kemampuan percakapan transaksional dan interpersonal bahasa Inggris pada siswa
kelas VII semester 1 ( gasal ) SMP Negeri 2 Selogiri, Wonogiri tahun
pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2
Selogiri Wonogiri Tahun pelajaran 2012/2013, Sedangkan kelas tersebut dipilih
karena kompetensi siswa di kelas VII perlu peningkatan kompetensi secara
klasikal.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Juli 2012 minggu ke ketiga sampai bulan Desember 2012 pada semester Gasal tahun
pelajaran 2012/2013.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
VII SMP Negeri 2 Selogiri, Wonogiri. Tahun pelajaran 2012/2013 yang
berjumlah 32 siswa terdiri dai 15 siswa putra dan 17 siswa putri.
Variabel Penelitian
1. Variabel
tindakan (X), proses pembelajaran penggunaan metode sosiodrama.
2. Variabel
masalah (Y), kemampuan percakapan transaksional dan interpersonal bahasa
Inggris yang bersifat kuantitatif berupa nilai hasil kompetensi siswa.
Prosedur Penelitian
Kegiatan
Penelitian ini direncanakan menjadi dua siklus penelitian. Setiap siklusnya
terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi
serta tahap analisis atau refleksi. Adapaun setiap siklusnya waktu digunakan
adalah 3X pertemuan, oleh karena setiap minggunya waktu yang digunakan hanya 1
X pertemuan yang terdiri dari 2 jam pelajaran ( 2 X 35 ) maka setiap siklusnya
membutuhkan 3 minggu.
a. Siklus I
1) Perencanaan
(Planning) ; a) Mesnyusun Perencanaan Pembelajaran (RPP). b) Menyusun Media
pembelajaran yaitu alat peraga yang digunakan dalam KBM.c) Menyusun lember
observasi d) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian nilai
hasil belajarnya.
2) Tindakan
(Acting)
Siswa melakukan kegiatan
pembelajaran dengan metode sosiodrama di bawah bimbingan guru.
A. Instrumen Penelitian
a. Instrumen
Tes : Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengumpulkan data
tentang penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris instrumen yang digunakan untuk
mengambil data pada tes awal (pretest) dan (post test) di siklus I dan II.
b. Instrumen
Non Tes
Instrumen non tes disusun secara
kolaborasi untuki mendapatkan data terhadap kemampuan data terhadap kemampuan
dan keberanian siswa dalam percakapan dengan bahasa Inggris.
B. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer berupa
data hasil tes dan data skunder yang merupakan hasil dari angket, observasi.
Perangkat tes berupa tes perbuatan hampir serupa akan tetapi
dilaksanakan pada waktu yang berbeda dengan mengambil subyek penelitian
seluruhnya untuk siklus I dan siklus II.
C. Validasi
Data : Uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan member chek
D. Analisa
Data
Data
yang terkumpul setelah ditabulasi kemudian dianlisis dengan menggunakan teknik
deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Data kwantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif
persentase.
2. Data kualitatif yang berasal dari observasi guru dan
siswa diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan focus analisis,
untuk kemudian dikaitkan dengan data kwantatatif sebagai dasar untuk
mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan ditandai semakin
meningkatnya kompetensi siswa.
E. Indikator Kinerja : Ukuran keberhasilan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya nilai hasil belajar siswa
kemampuan percakapan (berbicara) transaksional dan interpersonal sederhana
dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan juga untuk melatih
siswa berani berbicara.
Bagikan :
Artikel Sejenis
0 Comments:
Posting Komentar